Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bermacam-Macam Tarian Nusantara yang Mengandung Unsur Magis

 

Bermacam-Macam Tarian Nusantara yang Mengandung Unsur Magis

Tarian nusantara yang Mengandung unsur magis - Tidak ada negara yang kaya akan budaya seperti Indonesia. Setiap daerah di tanah air selalu memiliki tradisi budaya yang keren dan unik. Tarian tradisional mudah dipahami dan memiliki nilai-nilai luhur dan berbudaya, sehingga keberadaannya tetap terjaga dari nenek moyang secara turun-temurun.

Uniknya, banyak tarian nusantara yang Mengandung unsur magis yang seakan menggoyahkan kepala orang yang melihatnya. Biasanya tidak banyak orang yang bisa melakukan tarian seperti ini. Kali ini, Artikel ini akan menjelaskan beberapa tarian yang mengandung unsur magis yang telah dikutip dari berbagai sumber. Maka simaklah Lebih seksama di bawah ini.

Bermacam-macam Tarian Nusantara yang Mengandung Unsur Magis

·         Kuda Lumping

Tari Kuda Lumping ini menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan khususnya di Jawa dan sekitarnya. Karena tarian ini memberikan hiburan yang sangat menghibur dan menggetarkan. Pasalnya, Kuda lumping merupakan salah satu tarian yang diyakini dipengaruhi oleh unsur magis, karena banyak kejadian yang melanggar hukum akal manusia. Penari yang menggunakan kulit kuda mini biasanya mengalami kesurupan dan tidak terpengaruh oleh benda tajam seperti pisau dan pecahan kaca.

·         Tari Sintren

Tari Sintren merupakan tarian tradisional masyarakat Jawa khususnya Cirebon. Tarian ini Terkenal dengan unsur magis yang menyampaikan kisah cinta Raden Sulandono dan Sulasih, yang ditentang orang tua Sulandono. Konflik memisahkan keduanya, dan Sulandono dipenjara saat Sulasih menjadi penari.

 Sintren sendiri berasal dari kata “si” dalam kata “sindiran” dan tetaren yang artinya pantun. Karena sifatnya yang sakral, ada ruh yang katanya masuk ke dalam tubuh penari pada saat pertunjukan, sehingga penari tari Sintren adalah seorang gadis murni (belum menikah) dan harus berpuasa beberapa hari sebelum pertunjukan. Hal ini dimaksudkan agar tidak timbul sebuah masalah yang tidak di inginkan ketika menari.

 Hal yang menarik dari Tari Sintren adalah filosofinya, yang mengingatkan kita pada bahaya dunia. Saat penari menari, penonton melempar uang sebagai “penabur”. Anehnya, setiap kali uang dilempar, penarinya langsung ambruk. filosofinya sendiri membuktikan bahwa manusia dapat dengan mudah terjerumus ke dalam kekayaan dan hal yang duniawi seperti uang.

·         Tari Sigale-gale

Samosir juga memiliki tarian sakral yang menjadi ciri khas daerah tersebut, yang disebut dengan Tari Sigale-gale. Sigale-gale sendiri merupakan boneka berbentuk manusia yang dapat digerakkan dan ditarikan dengan iringan musik tradisional. Tarian ini biasanya dipertunjukkan di berbagai acara seperti acara adat dan budaya bahkan menjadi salah satu daya tarik para wisatawan yang datang kesana.

Unsur magis yang diyakini orang Batak konon merupakan makna tari Sigale-gale sebagai wujud kesedihan atas meninggalnya putra tunggal mereka. Tentu bukan tanpa alasan yang jelas, namun konon Sigale-gale sudah ada sejak zaman Kerajaan Samosir.

 Cerita yang dipercaya masyarakat adalah cerita tentang raja yang kehilangan putra tunggalnya dan membuat patung kayu Cigaregale sebagai sarana untuk memasuki arwah putranya. Tarian Sigale-gale sendiri digerakkan oleh tali-tali yang membentuk sendi-sendi manusia pada patung. Dipercaya juga bahwa jumlah tali sama dengan jumlah pembuluh darah manusia. Namun orang percaya bahwa gerakan tarian juga digerakkan oleh roh-roh yang hidup di dalam patung.

·         Tari Rentak Bulian

Tari Rentak Bulian dari Riau merupakan Tarian ritual penyembuhan desa yang dilakukan dengan cara memanggil roh halus ke tubuh penari. Uniknya, jumlah penari juga disesuaikan dengan keadaan di desa tersebut, dan jika banyak orang sakit maka jumlah penari akan menjadi 7 orang atau lebih. Tari Rentak Bulian ini sangat kental dengan suasana dan unsur magisnya.

Tidak semua orang bisa menjadi penari, Syaratnya hanya seorang gadis yang masih perawan (belum menikah) dan belum menstruasi. Tak hanya sang gadis, pria yang energik dan kuat juga berperan besar dalam tarian ini karena aksi heroiknya menggerakan penari wanita lain dan menghancurkan buah pinang sebagai media penyembuhan.

·         Tari Seblang

Tari Seblang merupakan tarian yang lahir di desa Olehsari dan Bakungan di Kecamatan Graga Kabupaten Banyuwangi. Tarian ini dianggap misterius karena penarinya bisa menari berjam-jam tanpa lelah. Penari yang dipilih untuk menarikan tari Seblang dipilih langsung oleh tokoh adat, dengan catatan gadis yang belum pernah menikah dan masih perawan. Selain itu, gadis yang dipilih biasanya memiliki silsilah dari penari sebelumnya.

 Penari tari seblang merupakan tarian yang sakral dan magis, sehingga perlu dilakukan beberapa ritual agar dapat menari selama 6 jam sehari selama seminggu berturut-turut. Tidak hanya itu, pemanggilan arwah ke tubuh penari juga dilakukan oleh sesepuh adat dengan menghirup asap kemenyan yang dihisap oleh penari sebran sambil merapal mantra.

 

Proses masuknya ruh ini dimulai dari Gending Lukito. Gending dipercaya oleh masyarakat sebagai pemanggil untuk datang ke ritual Seblang. Jika nampan bambu penari runtuh dan tubuh penari jatuh ke belakang, itu menandakan penari tersebut kesurupan.

·         Tari Sanghyang Jaran

Tari Sanghyang Jaran berasal dari Bali yang berimplikasi sebagai penolak penyakit. Sebagai tarian sakral yang magis, Tari SSanghyang Jaran hanya ditampilkan pada waktu-waktu tertentu, seperti pada upacara adat.Tarian ini biasanya dibawakan oleh seorang penari yang masih gadis dan belum dewasa.

Sebelum pertunjukan, penari tidak boleh berbicara kasar dan kotor, berbohong, mencuri, dan beberapa pantangan lainnya, agar tetap suci sampai hari pertunjukan, harus dipenuhi. Para penari kemudian ditutupi kerudung putih, dengan alat musik dan mantra berdering untuk memanggil roh yang masuk ke tubuh mereka.

Kemudian ketika tudung putih dibuka, penari sudah dalam keadaan kesurupan. Didedikasikan untuk pencegahan bencana lokal, tarian ini dilakukan dengan mengarak keliling desa untuk mencegah berjangkitnya penyakit. Ketika tarian selesai, kesadaran penari kembali.

·         Tari Bedhaya Ketawang

Tari Bedhaya Ketawang adalah tarian yang berasal dari Keraton Surakarta. Tarian ini dilakukan hanya pada waktu-waktu tertentu, seperti penobatan tahta dan peringatan kenaikan takhta. Unsur magis dari tarian ini dikatakan karena makna filosofisnya, yang berarti ungkapan cinta antara Raja Mataram dan penguasa Laut Selatan, Nyai Roro Kidul. Hal ini dikarenakan tari Bedaya Ketawan merupakan tarian sakral, sehingga syarat untuk menampilkannya juga sangat sulit.

Tari Bedhaya Ketawang membutuhkan 9 orang gadis sebagai penari. Penari harus perawan (belum menikah) dan tidak sedang mengalami menstruasi. Sejarah mengatakan ini dilakukan karena kesakralan tarian. Karena Nyai Roro Kidul datang untuk memperhatikan para penari baik dalam latihan maupun pertunjukan.

Akhir Kata

Nah, itulah Bermacam-macam tarian nusantara yang mengandung unsur magis di dalamnya. Anda harus bangga menjadi warga negara Indonesia dengan banyak budaya daerah yang berbeda-beda. Ini adalah bukti bahwa negara kita adalah sebuah negara yang indah dengan segala jenis keragaman dan budayanya.