Ciri Khas Dalam Tarian Reog Ponorogo
Tari reog ponorogo - Indonesia
terkenal dengan semboyannya yaitu Bhineka Tunggal Ika yang berbeda-beda, tetapi
tetap berarti satu jua. Perbedaan tersebut meliputi perbedaan suku, agama, ras
antar kelompok, dan perbedaan budaya yang menyertainya.
Salah satu bentuk keragaman Indonesia
adalah banyaknya jenis tarian yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, salah
satunya adalah tari reog ponorogo. Seperti dikutip dari situs
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tarian daerah atau tradisional tumbuh di
tengah masyarakat tergantung pada letak geografisnya. Tarian lokal sering kali
berasal dari suku tertentu, sehingga Anda dapat menikmati tarian lokal yang
sama atau serupa di negara bagian tetangga.
Secara fungsional, tarian daerah
ditampilkan dalam berbagai kegiatan seperti penyambutan dan sesaji, doa,
hiburan, acara dan permainan. Beberapa tarian memiliki nama dan arti yang mirip
tergantung fungsinya. Nah, untuk Tarian reog ponorogo umumnya memiliki ciri
khas tersendiri di yang mungkin beberapa orang belum mengetahuinya. Untuk itu artikel
ini dibuat bagi siapa saja yang penasaran apa saja ciri khasnya.
Ciri Khas Dalam Tarian Reog Ponorogo
Pementasan Reog Ponorogo telah
mengalami banyak perkembangandari waktu ke waktu, dari awal berdirinya hingga
saat ini. Seperti kesenian daerah lainnya, Reog biasanya diadakan di berbagai
acara seperti pernikahan, khitanan, dan hari raya. Dalam pertunjukan rangkaian
Reog Ponorogo, akan ada beberapa tarian pembuka sebelum tarian inti
berlangsung.
1. Tarian
pertama biasanya dibawakan oleh 6 hingga 8 pria gagah berbaju hitam dengan
wajah yang dipoles merah. Penari itu menggambarkan seekor singa yang pemberani.
2. Selanjutnya,
ada tarian di mana 6 sampai 8 wanita menunggangi tarian kuda-kudaan. Ini juga
merupakan perkembangan dari seni Reog, awalnya dilakukan oleh gemblak, seorang
penari laki-laki berpakaian seperti perempuan. Tarian ini disebut Jatilan.
3. Tarian
ketiga yang terkadang ada adalah tarian anak-anak kecil, biasanya menampilkan
adegan menarik yang disebut Bujanganon atau Ganongan.
Setelah menampilkan berbagai
tarian pembuka, akan ditampilkan adegan utama yang isinya sesuai dengan momen
dan acara yang akan diadakan. Untuk pernikahan, adegan cinta ditampilkan. Acara
khitanan biasanya menampilkan kisah seorang pendekar.
Penampilan pentas seni tari Reog biasanya
tidak selalu mengikuti skenario yang tertata dengan baik. Dalam pertunjukannya
selalu terjadi interaksi antara pemain dengan Daran (pemimpin kelompok), dan
terkadang dengan penonton.
Dalam beberapa kasus, Anda dapat
mengganti pemain panggung yang habis dengan pemain lain. Salah satu hal yang
lebih penting dalam pementasan adalah memberikan hiburan dan kepuasan kepada para
penontonnya. Adegan terakhir menampilkan Singo Barong, seorang tokoh yang
mengenakan topeng burung merak berbentuk kepala singa dengan mahkota yang
terbuat dari bulu burung merak.
Topengnya sendiri memiliki berat
50-60 kilogram, cara memakai Topeng ini adalah dengan hanya menggunakan gigi
untuk menopangnya. Kemampuan penari untuk memunculkan merak mendadak ini tidak
hanya didapat melalui latihan yang intens, tetapi juga melalui latihan mental
seperti puasa dan meditasi.
Siapa sajakan Tokoh-tokoh dalam Seni Tari Reog Ponorogo?
·
Singo Barong
Singo Barong adalah sosok
berkepala harimau, penari berhiaskan burung merak, dan paling dominan dalam
kesenian Reog Ponorogo. Bagian bagian dari topeng ini yaitu Terbuat dari kepala
harimau (caprocan), peti, bambu, rotan dan dilapisi kulit harimau/harimau jawa.
Kerangka Dada Merak yang terbuat
dari bambu dan rotan menyusun sayap burung merak dan menggambarkan burung merak
merentangkan sayapnya dan menggigit benang manik-manik. Terbuat dari bahan
beludru hitam dengan bordiran Monte dan Kracap yang merupakan aksesoris dan
tempat menuliskan identitas reog ponorogo itu sendiri. Topeng ini memiliki panjang
sekitar 2,25 meter, lebar 2,30 meter dan berat sekitar 50 kilogram.
·
Klono Sewandono
Klono Sewandono atau Raja Klono
adalah Raja Mandraguna yang perkasa dan memiliki pusaka utamanya berupa cambuk
yang sangat sakti bernama Cambuk Manusia Samandhi kemanapun ia pergi. Raja yang
tampan dan muda ini selalu membawa pusaka.
Pusaka yang digunakan untuk
melindungi diri sendiri. Keberanian raja digambarkan dalam gerakan tari reog
yang semarak dan bergengsi. Dalam cerita tersebut, Prabu Klono Sewandno
berhasil menciptakan karya seni yang indah sebagai hasil kreativitas yang
memenuhi tuntutan seorng putri (kekasihnya). Raja begitu mabuk cinta sehingga
gerakan tariannya terkadang menggambarkan orang yang dicintainya.
·
Bujang Ganong
Bujang Ganong atau Patih Pujangga
Anom adalah salah satu ahli pencak silat yang energik, menghibur dan juga ahli
silat. Oleh karena itu, dalam setiap penampilannya selalu didemonstrasikan oleh
penonton, terutama dua orang yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak.
Bujang Ganong cenderung jelek
secara fisik, tetapi menggambarkan seorang pemuda yang gesit, ambisius,
bijaksana, jenaka dan kuat. Topeng Bujanganon berwarna merah, dengan mata
melotot yang khas, hidung yang besar dan gigi yang menonjol. Topeng ini terbuat
dari kayu Dadap dan rambut topeng terbuat dari kuncir kuda.
·
Jathil
Jathil adalah seorang pengendara
kuda dan salah satu tokoh seni Reog. Jatilan adalah tarian yang menjelaskan
kelincahan seorang pengendara kuda yang sedang melatih kuda. Tarian ini dibawakan
oleh seorang penari yang merupakan sepasang penari. Kelincahan dan kepiawaian
kuda adu ditunjukkan oleh ekspresi dan semangat penari. Jathil awalnya
ditarikan oleh gemblak, seorang pria yang menyerupai seorang wanita yang halus,
tampan, atau cantik.
Gerakan tariannya lebih feminim.
Sejak tahun 1980-an, ketika tim seni tari reog ponorogo hendak dikirim ke
Jakarta untuk pembukaan PRJ (Pekan Raya Jakarta), penari Jatilan digantikan
oleh penari wanita karena feminin. Kesan gerak tarian Jatilan dalam kesenian
Reog Ponorogo cenderung halus, lincah dan lincah. Hal ini didukung oleh pola
gerak tari yang berirama yang bergantian antara irama mlaku (polos) dan
ngracik.
·
Warok
Berasal dari kata Wewara,
"Walok" adalah orang yang memiliki ketetapan ilahi dan memberikan
bimbingan dan perlindungan tanpa pamrih. Walok adalah Wonkan Sugi Wewara (orang
kaya di Wewara). Dengan kata lain, seseorang menjadi penghalang karena ia dapat
memberi petunjuk dan mengajari orang lain tentang kehidupan yang baik. Warok
iku wong kang wus pur saka sakabehing Perilaku, lan wus menep ing rasa (Warok
sudah sempurna dalam amalan hidupnya dan telah mencapai penyelesaian batin).
Walok sendiri adalah watak, ciri
dan jiwa masyarakat Ponorogo yang diturunkan dari nenek moyang kepada generasi berikutnya.
Warok merupakan bagian dari pertunjukan seni Reog yang tidak dapat dipisahkan
dari pertunjukan-pertunjukan lain dalam kesatuan seni Reog Ponorogo. Walok
adalah orang yang benar-benar memperoleh pengetahuan baik secara fisik maupun
mental.
Akhir kata
Sampai saat ini masyarakat
Ponorogo melihat kesenian tarian reog ponorogo sebagai warisan nenek
moyang turun temurun yang kini menjadi bagian dari seni budaya daerah tersebut.
Kesenian ini merupakan hasil kreasi konstelasi manusia yang terbentuk atas
dasar adanya aliran kepercayaan yang ada dan dipertahankan. Upacara tersebut
juga membutuhkan persyaratan yang tidak mudah bagi masyarakat umum tanpa adanya
silsilah yang jelas.